Kemiskinan Yang Dipertanyakan (?)


Kadang muncul dilema saat saya harus menghadapi para pengemis dan pengamen di jalanan atau di keramaian. Bingung, apakah harus memberi atau tidak. Kebanyakan yang saya beri adalah para pengemis, alasannya jelas karena secara sosial mereka lebih membutuhkan. Tapi fakta lapangan banyak di jumpai para pengemis itu rata-rata adalah pemuda-pemudi. Mereka (yang notabene) ada dalam usia produktif, yang seharusnya bisa bekerja dan lebih berusaha untuk memenuhi kebutuhannya (dan bukan dengan jalan meminta-minta). Selain itu sering juga saya temui sebagian dari mereka (para pengemis), yang ternyata dalam kondisi berkecukupan (saat itu mereka saya lihat memiliki handphone, perhiasan emas dan juga mobil !). Jadi sebenarnya orang-orang miskin yang menjadi pengemis itu yang mana ? Apakah mereka yang benar-benar miskin secara ekonomi dan status sosial ? Atau mereka yang sebenarnya berkecukupan (tapi karena malasnya untuk bekerja) akhirnya menjadi pengemis ? Lucu yaa melihat fenomena seperti ini, seharusnya mereka (yang kehidupannya lebih baik) bisa mencari rezeki dengan jalan semestinya. Yang benar-benar miskin aja walaupun susah tapi tetap mau bekerja keras agar bisa makan. Seharusnya mereka-mereka (para sindikat) pengemis punya rasa malu untuk meminta-minta, karena bagaimanapun tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah.
Okeeey, sekarang ke obyek yang kedua, para pengamen ! Kalau boleh jujur kesan saya terhadap mereka adalah : para jobless yang menjual suara mereka untuk mendapat uang, tampil preman atau urakan (kebanyakan !). Dan mereka adalah orang-orang yang (sangat) jarang saya beri uang saya sedang mengadakan konser keliling. Tapi banyak yang bilang, mereka (para pengamen) masih lebih baik daripada pengemis. Alasannya : ya karena mereka masih mau berusaha (dengan menjual suara dan berjalan jauh) untuk mendapatkan penghasilan. Selain itu mereka (kebanyakan) dalah para orang-orang kreatif dan total saat membawakan lagu, tahan malu dan juga tahan banting (saat orang yang di amenin tidak memberikan uang).
Mereka (para pengemis dan pengamen) adalah beberapa contoh dari orang-orang pinggiran di negara ini. Mereka berjuang, mereka bersusah payah dan bermandi keringat hanya untuk sesuap nasi, untuk menghidupi keluarga di rumah. Jadi, mestinya kita mesti bisa selektif untuk memberikan uang/sedekah kepada mereka. Lihat dengan mata hati, mana dari mereka yang benar-benar sangat membutuhkan. Agar apa yang mestinya menjadi HAK mereka dapat tersalurkan. Last, never stop to give and share to others, whatever it's our condition.

1 comment:

  1. Tulisan yg bagus. kl q biasanya, Slama mintanya dg cara yg baik2. pasti ku kasih.

    Btw linknya da q pasang sob, sgra linkback y..

    ReplyDelete