Bukan, kita bukan sedang membahas salah
satu lagu dari Efek Rumah Kaca yang berjudul sama dengan tulisan saya ini.
Karena saya tidak dalam mood yang
bagus untuk membahas hinggar bingar musik indie
Indonesia sekarang. Tapi mungkin masih ada kaitannya sedikit, secara ketika
kita berbicara tentang Indonesia. Pasti terdengar
banyak suara sumbang, nada mengejek dan lirik negatif yang selalu mengiringi
alunan langkah Negara ini. Apakah seburuk itukah penampilan bangsa kita ini ?
hingga kita menjadi malu, luntur dalam kagum dan kehilangan rasa mencintai
Indonesia.
Berbicara tentang Indonesia dewasa ini,
seolah kita berbicara mengenai diri kita sendiri. Kenapa ? Karena ketika sedang
berbicara tentang Indonesia, berarti kita sedang membicarakan suatu anomali.
Ketika kita membahas mengenai Indonesia kedalam berbagai wacana atau teori,
maka siap-siap saja untuk geleng-geleng kepala. Karena saya yakin, tidak ada
satupun konsep atau teori yang bersinggungan dengan realita bangsa kita saat
ini. Sampai kita berdebat pun juga percuma, hanya malah membuat kita pusing,
kesal dan capek sendiri.
Inilah lucunya Negara kita, Ketika
masyarakat Indonesia (termasuk kita) telah terbiasa hidup dalam keanomaliaan
ini. Seolah-olah permasalahan bangsa, seperti : masih tingginya tingkat
kemiskinan, kesenjangan sosial, besarnya angka pengangguran, buruknya pelayanan
kesehatan, pendidikan yang mahal sampai bobroknya birokrasi pemerintah yang
doyan korupsi, adalah hidangan kita setiap hari tanpa solusi dan langkah real untuk membenahinya. Kita sebagai
kaum muda dan (yang katanya) sebagai agen perubahan kian tidak peduli, acuh dan
masa bodoh terhadap nasib bangsa sendiri. Mungkin kepedulian kita hanya pada
tataran forum diskusi maupun seminar, yang menurut saya hanya ajang untuk mengadu-adukan
teori dan debat kusir belaka. Yang menang diskusi yang jumawa, kemudian pergi
dengan idealismenya yang kemudian terkubur membusuk.
Saya merasa nasib Indonesia semakin lama
semakin tidak jelas, kaum mudanya saja semakin tidak konkrit karena kurang akan
nilai-nilai patriotisme. Bukannya saya bermaksud menggurui tentang apa itu
nasionalisme dan bela Negara, saya hanya berdasarkan dengan apa yang terjadi di
Indonesia dewasa ini. Saya ambil contoh, masih banyaknya mahasiswa yang suka
bahkan bangga ketika dapat bekerja di perusahaan asing dan menjadi ahli disana.
Dari pada tinggal di tanah airnya sendiri untuk berjuang, berusaha sebaik dan
semaksimal mungkin demi kemajuan bangsanya. Inilah ironi, seolah bisa dikatakan
Indonesia itu hidup segan matipun enggan.
“ Lekas bangun dari tidur berkepanjangan
Menyatakan
mimpimu, cuci muka biar terlihat segar
Merapikan
wajahmu, masih ada cara menjadi besar ”
Mungkin lirik lagu Efek Rumah Kaca
diatas mampu mewakili harapan kita kaum
muda yang masih peduli atas nasib bangsa ke depan dan masih memiliki impian untuk
melihat Indonesia bak raksasa yang sedang mati suri tiba-tiba terbangun dan
bangkit untuk maju mengejar ketertinggalannya. Mengingat potensi dari Negara
Indonesia yang sangat besar, baik dari sumber daya alam maupun sumber daya
manusianya. Yang apabila bisa disinergikan dengan baik dan mampu diolah secara
mandiri oleh anak-anak bangsa sendiri niscaya akan mengantar Indonesia bebas
dari belenggu permasalahan dan krisis yang ada saat ini. Memang ini tidak bisa dilakukan
secara total dan dalam waktu yang singkat. Tetapi saya yakin jika dilakukan
secara step by step dan sustainable process, perlahan akan terlihat
hasilnya. So, sudahkah saya, anda,
kita menjadi Indonesia ? Yang rela berkorban dan memberikan segenap apa yang
kita punya untuk Indonesia tercinta ini.
No comments:
Post a Comment